Senin, 30 Juli 2012

Tour de Depok

Semester genap anak-anak sudah usai. Ini saatnya mereka libur. Mas Habib pulang dan dik Ibrohim libur. Tentu ini merupakan momen dimana kita sekeluarga bisa sekedar melepas kepenatan dalam kebersamaan. Kamipun memusyawarahkan kapan dan kemana akan melakukan perjalanan pada liburan ini. Dari hasil musyawarah  disepakati bahwa kita akan menengok desa Kisik. Desa dimana pada bulan ramadhan tahun yang lalu mas Habib mendapatkan tugas pengabdian disana.






Senin, 26 Maret 2012

PRESENTASI DI TEQUENDAMA BOGOTA

Pada tanggal 10 sampai dengan 22 Maret 2012 alhamdulillah Allah memberi kesempatan kepada saya untuk bisa mengikuti diskusi dan melakukan presentasi program pelaksanaan CRC di sekolah. Presentasi tersebut dilaksanakan di hotel Tequendama, Bogota, Colombia.
Presentasi dilakukan oleh 10 tim dari 10 negara yaitu dari Indonesia, Vietnam, Kamboja, India, Mesir, Muzambique, Malawi, Tanzania, Uganda dan Afrika Selatan. Tim Indonesia yang beranggotakan saya, pak joko dan bu Endang mendapatkan urutan pertama karena dianggap yang paling siap untuk melakukan presentasi. Kita mempresentasikan proyek yang kita laksanakan di SMP Muhammadiyah I Surakarta.
Dalam memperesentasikan materi kami juga melakukan workshop. Ada dua workshop yang kita lakukan yaitu workshop tentang parenting style dan internalisasi nilai-nilai CRC. Workshop parenting style berdasarkan permasalahan yang kami hadapi dilapangan bahwa terjadinya beberapa kekerasan terhadap anak disebabkan oleh gaya asuh tertentu. Ketika gaya asuh tersebut dilakukan oleh mayoritas masyarakat dan kemudian secara konvensional dianggap sebagai pola pengasuhan yang sesuai maka akan memunculkan budaya asuh. Dan budaya asuh ini bila melembaga dapat dilegitimasi dan mengakar kuat serta sulit diubah.
Ada 3 gaya pengasuhan yang kami gunakan dalam workshop yaitu; 1. Gaya asuh permisif, 2. Gaya asuh moderat dan 3. Gaya Otoriter. Gaya pengasuhan permisif marupakan gaya pengasuhan yang membirkan anak untuk melakukan apapun sekehendak dia dan orang tua cenderung tidak memperdulikan aktifitas anaknya. Meski kelihatannya gaya pengasuhan ini memberikan kebebasan pada anak dan cenderung tidak mencampuri urusan anak, tetapi sebenarnya gaya pengasuhan permisif ini memberi peluang pada child abuse yaitu pengabaian pada anak. Kecenderungan dari gaya pengasuhan seperti ini mangakibatkan anak mudah frustasi karena tidak mendapat bimbingan dari orang tua. Gaya otoriter merupakan gaya yang memiliki paling banyak peluang bagi orang tua melakukan kekerasan terhadap anak. Hal ini mengingat kontrol orang tua terhadap anak sangat ketat dan tidak memberikan peluang inisiasi pada anak. Gaya moderat merupakan gaya asuh yang paling ideal dari ketiga gaya tersebut. Hal ini mengingat dalam gaya moderat ada komitmen, ada kepercayaan, ada kebebasan dan ada tanggung jawab.
Workshop internalisasi nilai CRC kami lakukan berdasarkan kondisi dilapangan dimana ada pertanyaan-pertanyaan tentang apakah CRC sesuai dengan nilai-nilai Islam? Ada beberapa anggapan bahwa Child right Convention tidak sesuai dengan nilai Islam. Kami mencoba untuk melakukan cross check antara pilar CRC dengan beberapa hadits Nabi tentang anak. Dari workshop yang kami lakukan ternyata sambutannya luar biasa positif. Dalam summ up para mentor mengatakan bahwa mereka nedapatkan refleksi yang bagus dari tim Indonesia tentang adanya hadits-hadits yang sesuai dengan perlindungan hak anak.

 Pengenalan TIM

 Presentasi dan Workshop

 Ucapan Selamat dari Mentor dan Peserta